Saturday, January 2, 2010

KolonG Antara Aku, Kamu dan Bundaran H.I.

aku baru saja masuk ke kamarku, kantuk menyerang membiuskan mataku, tiba-tiba sms masuk:

"baru selesai mandi mau sholat dulu yah"
2 Jan 2010 05:31 AM
From : Angga'Ku+

Entah dari mana aku harus menulis cerita ini, tapi cerita harus segera diungkap, atau dia akan membeku teriris mati oleh pendekar waktu dan akhirnya menjadi hal yg tak pernah terpahami,

MALAM SEBELUMNYA....
Entah tiba-tiba aku sudah di dalam taksi, melaju ke sebuah tempat, jantung kota, pusat kepadatan negara ini, dan bangunan sejarah dilestarikan berkedok hotel mewah berbintang 5, Bundaran HI, 1 January jam 10.30 malam, di depan rumah makan Sederhana samping Bank Maluku, disitu kau menungguku, dan kita bertemu..., tatapan mata bersatu, tak berubah seperti foto manjam mu yang kulihat sore ini, untuk sebuah perjumpaan, dan cerita yang dibangun oleh dinginnya malam, hal yang sangat tidak wajar untuk ukuran Jakarta yang selalu panas, atau ini permulaan musim dinginnya hati, dan kita berpadu.

2 es nutrisari, satu es teh, dan 2 porsi sate ayam, untukku tanpa nasi, alibi sang pecinta kuliner tetapi berkedok pilar "diet". Dipinggir jalan simpang sebelah Plaza Indonesia, warung kecil kumuh tapi tak kalah berdiri menantang restoran-restoran mahal di dalam istana Mall Grand Indonesia yang megah, sisi ironis dari kota jakarta, dua status sosial berbeda dipaksa menyatu oleh kerasanya ibukota. 2 hari sebelumnya aku bergelimang di tempat clubbing mahal di kota ini, entah berapa gelas illussion dan screw driver ku teguk dengan nominal yg tidak murah, menikmti makanan hongkong mewah bersama teman baik di senayan, .....dan sekarang es nutrisari berpadu dengan sate, ...tapi aku menikmati kebebasan ini, bersamamu, dan senyummu, lalu seorang bapak pekerja salon cemburu.

Ceritamu mengalir menembus malam, memiriskan puncak gedung-gedung tinggi, dan kita tertawa lagi, tiba-tiba tatapan gelap, tangan berpadu, dikosmu, yang pengap tapi bagiku itu art, intuisi disulap menjadi faktas asli, kipas berputar semakin cepat, lalu tubuh menyatu dengan tarian cumbu, hasrat menembus norma dan berharap Tuhan tidak melarang kosa kata dosa, dua pangeran berperang menunjukkan kejantanan, napsu dan peluh mengubah keinginan menjadi kamus kata kepuasan, dan diluar, dingin mulai menempel di tembok-tembok bangunan bisu...

3.04 pagi dini hari, disamping Bundaran HI di depan Grand Hyatt, kita duduk disitu dan 2 penjual minuman hangat bersiap menutup swalayan berjalannya sambil membunyikan bel sepeda. Hati tertegun melihat keteguhanmu, anak seumurmu sudah bergelut dengan pacu, cerita sebuah keluarga dan beban harus kau pikul sendiri, tanpa gelar kau berani beradu, mungkin tak berani membangun mimpi untuk berdasi dan duduk di kursi lantai 14 gedung tertinggi, tapi kamu menolak tawaran singa napsu yang ingin menjajahi tubuhmu, dokter muda itu, manager hotel berbintang itu, hingga artis bertampan di senetron yang tidak cukup menawan itu, kamu berjuang menembus kenikmatan tahta yang sebenarnya bisa dengan mudah kau dekapkan di tembok nasipmu, banggaku untuk mu yang terus menjaga mulia harga diri yang Tuhan berikan untukmu, walau kau sendu sendiri di kurung sepi, dipecut keluarga yang menuntut peluhmu, tapi aku ingin melihatmu tersenyum, karena kau sudah meluluskan adik-adikmu, menjadi nyawa bagi orang tuamu, andai aku bisa menguatkan pundak meringankan bebanmu.
kau menatapku, mencoba membangun tembok persembunyian tapi yang kulihat kau ciptakan jembatan untukku, agar aku bisa menjadi milikmu, ...sang pangeran terbang di alam angan tanpa jawaban

Udara semakin dingin, tepat jam 04.55 pagi, kita melewati jalan menuju halte bus away, tatapan itu semakin dalam, dan cerita dipaksa terhenti karena cakrawala bersiap untuk pagi, langkahku cepat tapi tatapanku lebih cepat melihat hilangnya tubuhmu dilarut sepi, angin berhembus, aku terdiam, di dalam mesin berjalan berstiker trans, tatapanku kosong, otakku melayang menciptakan sebuah desa yang bernama kenangan, untuk sebuah cerita, sebuah memori petualangan malam, untuk aku, kamu dan Bundaran HI....

ps. Angga, kamu pasti bisa, pasti bisa... aku sayang kamu.. ;(

1 comment:

  1. keren abis ceritanya...jadi pengen ketemu juga sama si angga itu, wow..dia keren ya SLIM?
    (aRDy-bdg)

    ReplyDelete